Rabu, 22 Juni 2016

3 Youtubers terkenal dan sukses di Indonesia



Kali ini saya akan cerita sama kamu, pertama aku akan belajar untuk meniru gaya kalian!

Oke 1,2,3
Yo,whatsupp
Dan akhirnya selalu gini”salam gamers” Dan itu adalah gaya khas dari reza oktovian
Siapa lagi kalo bukan si  Reza arap, si gamers ganteng idaman yaaa (katanya), tapi emang iya sih! HAHAH :v
Nama channel youtubenya Reza Oktovian yang sekarang sudah ada 500k subscribers wohh selamat ya bang rap,
Aku termotivasi dari dia, karena cerita dia yang di salah satu video youtubenya “DRAW MY LIFE” disitu aku kagum sama dia, dia mengalami mati suri saat semasa kecilnya kalo gasalah umur 9 tahunan setelah dia merayakan ulang tahunnya di Restaurant FAST FOOD favoritnya yaitu KFC. Saat itu dia gasadar selama 12 jam, dan terpaksa di bawa ke kamar mayat/jenazah, keluarga serta teman temannya sangat bersedih dan banyak yang gak nyangka, saat itu ibunya masuk ke kamar mayat, dan melihat anaknya,ibunya tak tahan untuk menahan tangisannya dan tangisnya itu tepat di kening  arap, dan akhirnya tak disangka arap sadar dan semua penyakitnya dinyatakan  SEMBUH. Dan sekarang dia telah berubah yang dulunya dia punya penyakit yang amat serius yaitu serangan jantung, dan sekarang berubah 360 derajat dia takkan sakit lagi, semasa hidupnya.
Aku ngefans dia, dia itu orangnya pantang menyerah dalam apapun, meskipun dia pernah jatuh dan jatuh lagi tapi dia sangat tegar menghadapinya. Iam so proud of  you,man. Candaanmu yang membuat semua orang tertawa, dan tingkahmu yang agak konyol dan bisa dianggap bokep,ya suka maen cewek sih, tapi udah punya pacar ya namanya kyranda loh? Si cantik imutt,
Arap adalah nama gaul dia, sebenarnya kata “ARAP” adalah julukannya saat dia masuk di smp. “gua kan masuk smp katolik, dan saat itu gua yang paling item sendiri, jadi dipanggil arap”ujarnya
Kapan ya, aku bisa ketemu langsung sama dia, foto bareng, ngobrol bareng, jalan bareng, kekamar bareng (eh) salah fokus,ya  masa kemana mana harus bareng,ya.  Dan semenjak itu sekarang saya suka lagu hiphop dan rapp gara gara arap. Dasararap maklum yaNEXT--
Yang ke-DUA (2) =>
“Youtube, youtube youtube lebih dari tv #BOOM”
Whatsuppp, APA KABS!” siapa lagi si kembar ganteng DaLopez brother
Ada jovial DaLopez pasti juga ada Andovi DaLopez, kalian itu mesti kompak ya!
Nama channel youtubenya SKINNY INDONESIAN 24

Wohh.. Aku juga ngefanss sama mereka karena kekompakannya sesama saudara, dan juga ke MODUSan mereka, ya dia suka MODUS dan baru baru ini dia buat film terbaru mereka yaitu #MODUS #BOOM Yang sebelumnya juga ada film YOUTUBERS dan aku belum liat gimana filmnya, padahal pengen banget liat,ya. Coba aja tunggu kalo udah maen di tv aja, Kalo yang  youtubers udah dong. Trailer film MODUS  aja udah KEREN apalagi fimnya kan? “Dijamin setengah bulan setelah kamu lihat film MODUS langsung dapet pacar” ujarnya,
Dan keunggulan mereka adalah mereka bisa ngerapp (whatt??) apalagi andovi tuh kalo kamu liaat video youtubenya dia bisa ngerapp dengan kecepatannya  gasampe sedetik udah berapa kalimat tuh, saking cepetnya ya, gua aja ngetik aja masih latihan bangg
“Andovi DaLopez gapernah mandi
Bajunya juga ga diganti ganti
Tak lulus tepat waktu dari UI- lirik lagu GGS (Ganteng-Ganteng Swag) #BOOM
Panggilan biasa fans mereka kalo di sosmed adalah Kajo dan Kadov, lucu banget ya dan alhamdulilahnya gua pernah mimpiin kalian berdua bang, tapi gasemepet fotbar tuh hahah :v
--Ceritanya gini, di mimpiku itu, aku ngimpiin kamu saat itu kamu naik mobil sedan berdua dan kalian turun di sebuah jalan dan saat itu kalian turun dan gua langsung nyamperin kamu, dan saat itu aku meluk kalian berdua dan ngobrol bareng, dan sayangnya saat aku minta fotbar kalian gamau, dan kalo mau fotbar harus ada syaratnya, dan saat itu aku kaget  dan saat itu keburu udah bangun-_.
Okelah, teman.  Agak gajelas mungkin saking halunya kali ya sama kalian berdua sampe ngimpiin mereka. NEXT,YA~
KE-TIGA (3) =>
“HEYY REKK.. “
Dan akhirnya selalu gini “DANN BYEEE.. sambil mendadakan tangannya”
Siapa lagi dong youtubers ASLI AREK MALANG, dan nasibnya yang juga MALANG! Kasian yaaa,oke Julukannya yaitu BAYUSKAK , SKAK (SeKumpulan Arek Kesel) yang dulunya main youtube bareng temen temennya dan BUBARR! Dan sekarang dia main youtube sendirian yaa, kadang juga ada mas cina “HOK”
dadi eleng wak sunari ngene iki (jadi inget pak sunari deh)
Ciri khas dari logat ke jawa timurannya, itu yang membuat semua orang tertawa. Kelucuannya, kegilaanya, dan tingkah gajelasnya, kadang juga buat lagu candaan/parodi nya ini membuatnya tidak sia sia sekarang dia sekarang sudah bisa menghasilkan uang sendiri di channel youtubenya penghasilannya bisa dikatakan fantastis loh. Wah wahh sukses terus yo mas bayy..
Oke, btw mas bay adalah sebutan para fans kalo memanggil BAYUSKAK
Dan BAYUSKAK memanggil fans nya dengan sebutan SKAKMATE
Gaya wong ndesonya itu, juga sukanya MACAK GOBLOK dan logat arek malangnya yang sangat khas itu loh mas! Lucu bangett
Video youtube terbarunya yaitu OJO NGISING SEMBARANGAN (jangan BABS SEMBARANGAN) dari semua videonya banyak video yang berkesan,mendidik,dan juga membuat semua orang tertawaa :v
Dan sekarang mungkin sudah bisa dikatakan dia sudah jadi artis besar,ya.
Ketenarannya tidak membuat dia sombong, dan angkuh melainkan dia selalu jaga hubungan mereka dengan fansnya dengan bersilaturahmi, dan ada buka bersama bareng bayu skak lohh rek! Ada di berbagai kota dari Surabaya, Malang,Kediri, dan kota lainnya
Dia pernah main film
-Check in Bangkok
-RELATION SHIT
-Marmut merah jambu- tapi gasampe 5 menit, mainnya saat cerita raditya dika gimana caranya kalo jadi orang terkenal di sekolah
Sekian singkat cerita youtubers idola aku, maaf ya kalo ada salah kata dan kalo ada tambahan info youtubers tadi  silahkan komentar yaa, di blog. Btw ini kan libur sepanjang bulan puasa, daripada aku nganggur kan Cuma liat tipi,sama tidur mending aku nyempetin buat blog ini ya buat ngehibur diri sendiri aja sih, syukur syukur kalo kamu udah baca, kamu iya kamuu :*

==Terimakasih==





Sabtu, 14 November 2015

E-Learning bagi dunia pendidikan

Pentingnya E-Learning bagi dunia pendidikan


             Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin bertambah pesat dan masuknya internet ke sekolah-sekolah membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Dahulu internet dianggap oleh sebagian orang begitu tabu, karena di internet banyak menyajikan situs-situs porno dan lain-lainnya yang negatif. Namun berkat kerja keras dari Pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan SMK yang sejak Tahun 1999 selalu aktif dan gencar mensosialisasikan manfaat positif penggunaan internet di sekolah melalui pengembangan program teknologi informasi bagi sekolah SMK baik itu melalui pendidikan dan pelatihan, workshop bagi guru-guru dan penyediaan infrastruktur seperti jaringan pendidikan nasional atau yang lebih dikenal dengan Jardiknas.

            Dengan adanya Jardiknas melalui program ICT Center, maka dapat mempermudah para warga sekolah untuk dapat mengakses secara gratis. Para siswa dan guru dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajarpun tidak harus melalui tatap muka di kelas seperti misalnya Program D3 TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan ) kerjasama pihak Jardiknas dengan Perguruan Tinggi terkait merupakan salah satu bentuk pembelajaran/perkuliahan jarak jauh, dimana para mahasiswa selain belajar di kampus, mahasiswa lebih banyak belajar lewat fasilitas jardiknas yang ada di ICT Center. Proses pembelajaran yang dilaksanakan Program D3 TKJ merupakan salah satu contoh bentuk E-Learning.

            Apakah itu E-Learning ? E-Learning merupakan sistem pembelajaran elektronik, dimana peserta didik atau murid tidak perlu duduk di dalam kelas untuk menyimak setiap materi pembelajaran yang disampaikan guru secara langsung, tetapi dapat disimak setiap saat pada tempat dimana saja yang terhubung dengan fasilitas internet. Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer e-learning dan pemrogram komputer.

           Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : 
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya 
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

           Untuk itu para guru dapat membuat pola pembelajaran melalui konsep E-Learning sebagai tambahan materi di luar konsep pembelajaran yang konvensional melalui tatap muka di kelas. Lalu bagaimanakah cara membuat situs E-Learning ? E-Learning dapat dibuat dengan berbagai macam program seperti Microsoft Power Point atau program lainnya. Dan dapat pula dibuat dengan menggunakan Web Blog seperti blogger.com, multiply.com atau wordpress.com dan lain-lainnya.Dengan memiliki Web Blog para guru dapat menyajikan program materi pengajaran melalui Web Blog, selain memiliki Web Blog secara pribadi, guru dapat memberikan tugas kepada siswa melalui Web Blognya sehingga siswa dapat mendownload materi ataupun tugas yang diberikan oleh gurunya dan dapat dikerjakan oleh siswa yang hasilnya dikirimkan melalui e-mail gurunya masing-masing atau dicetak dan dikumpulkan di kelas.Dengan menggunakan layanan yang ada di internet maka telah dilaksanakan konsep E-Learning pada dunia pendidikan. Untuk itu sudah saatnya para guru atau praktisi dunia pendidikan untuk dapat memiliki Web Blog dan E-Mail sebagai sarana komunikasi antara guru dengan peserta didik. Semoga dengan melalui E-Learning, mutu pendidikan di sekolah dapat ditingkatkan sehingga pendidikan dapat merata dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.( fibri ) Fibri Aryanto /fibriaryanto TERVERIFIKASI (HIJAU) Belajar hidup sederhana dan terbuka.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fibriaryanto/pentingnya-e-learning-bagi-dunia-pendidikan_550e42c4a33311b52dba80e8



Hadirnya homescooling beberapa tahun belakangan ini turut meramaikan dunia pendidikan Indonesia. Sebagai salah satu alternatif pendidikan yang relatif baru, tentu saja masih banyak kalangan yang meragukan homeschooling. Pernyataan seputar homeschooling pun muncul seperti tentang siapa gurunya, di mana tempat belajarnya, apa yang dipelajari, bagaimana proses belajar homeschooler (pelaku homeschooling), bagaimana evaluasinya dan lain sebagainya. Perntanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya adalah pertanyaan mengenai bagaimana kurikulum homeschooling itu sendiri. Berbeda dengan jalur Pendidikan Non formal seperti Paket A, Paket B, dan Paket C, sampai saat ini belum ada kurikulum baku yang ditetapkan oleh pemerintah untuk homeschooling. Dalam pelaksanaannya, setiap homeschooling memiliki kurikulum yang berbeda-beda. Kurikulum homeschooling memang bersifat customized. Artinya, homeschooling memiliki pilihan untuk menentukan kurikulum yang diacu sesuai dengan kebutuhan dan minat homeschooler, ingin memperoleh ijazah resmi dari pemerintah dengan mengikuti ujian kesetaraan. Kurikulum yang digunakan harus diintegrasikan dengan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan bahan-bahan pelajaran yang diujikan dalam ujian kesetaraan ke dalam program homeschooling yang dilaksanakan. A. Homeschooling Secara harfiah, homeschooling adalah sekolah yang diadakan di rumah, namun secara hakiki ia adalah sebuah sekolah alternarif yang menempatkan anak sebagai subjek dengan pendekatan pendidikan secara at home. Dengan pendekatan ini, anak merasa nyaman. Mereka bisa belajar sesuai dengan keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja dan di mana saja, sebagaimana ia tengah berada di rumahnya sendiri. (Versiansyah, 2007: 18) Secara prinsipil, homeschooling atau sekolah rumah menurut Kembara (2007: 16) adalah konsep pendidikan pilihan yang diselenggarakan oleh orang tua. Proses belajar mengajar diupayakan berlangsung dalam suasana kondusif dengan tujuan agar potensi setiap anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Menurut Yulaelawati (2006), homeschooling atau dalam bahasa Indonesianya sekolah rumah adalah proses layanan pendidikan secara sadar, teratur, dan terarah yang dilakukan oleh orang tua atau keluarga. Dalam konteks itu, proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif. Tujuannya adalah agar setiap potensi yang dimiliki peserta didik berkembang secara maksimal. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan homeschooling didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1, ayat 1, dalam undang-undang tersebut berisi "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya." Hal ini berarti bahwa tidak ada pembatasan bahwa proses pendidikan hanya boleh dilaksanakan melalui pendidikan formal di dalam kelas, berkelompok, dan harus dengan satu atau dua guru yang berdiri di depan kelas. Pendidikan dapat juga diperoleh dengan cara informal dan hasilnya dapat diakui setelah peserta didik mengikuti ujian kesetaraan melalui Paket A, Paket B, dan Paket C. Hal ini ditegaskan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat 1 bahwa "Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkunan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri". Pada ayat (2), dinyatakan bahwa "Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar pendidikan nasional. Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional telah mengatur pelaksanaan homeschooling dengan mengeluarkan buku panduan yang berjudul "Komunitas Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan". (Sumardiono, 2007: 61). Komunitas homeschooling sendiri merupakan satuan pendidikan jalur pendidikan nonformal. Acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 4. Ayat tersebut berisi "Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis". Dalam homeschooling itu sendiri, orang tua bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan homeschooler. Karena itu, orang tua juga berperan sebagai pengemban kurikulum. Homeschooling adalah salah satu model sekolah alternatif, juga sekolah alam yang memungkinkan anak belajar dengan cara masing-masing yang membebaskan mereka untuk berkreasi, mengekspresikan perasaan, dan sebagainya. Intinya tidak membebani anak dan tidak menjadikan sekolah itu seperti penjara. Seharusnya, sekolah itu membebaskan ide-ide kreatif mereka. Seto Mulyadi (2007: 5) mengemukakan bahwa "Pendidikan itu untuk anak, belajar itu hak dan bukan kewajiban". Sekarang anak-anak lebih banyak diperlakukan seperti robot; harus patuh, anak untuk kurikulum, sarat kekerasan, dan kadang sekadar mengejar nilai bukan proses. Ini sangat merugikan bagi pengembangan kreativitas dan kemandirian anak. Kalau ada delapan standar pendidikan nasional yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), maka yang harus diikuti hanya tiga; yaitu standar isi kurikulum, standar kompetensi lulusan dan standar evaluasi. Sebaliknya, standar proses, standar guru, standar biaya, standar sarana prasarana, bebas. Adapun cara mengevaluasinya yaitu dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan standar kompetensi yang diharuskan. Seto Mulyadi menambahkan bahwa penelitian di AS menunjukkan, mereka yang di home schooling, secara akademik maupun psiko-sosial banyak yang lebih tinggi daripada anak-anak yang di sekolah biasa. Di homeschooling sendiri, guru hanya berperan sebagai fasilitator proses belajar. Guru juga bisa belajar bersama-sama dengan peserta didik. Tempat belajrnya bisa di mana saja, di tenda, rumah, atau pasar. Sesekali mereka bisa diajak keluar, misalnya ke kantor polisi, pemadam kebakaran atau apa saja. Intinya homeschooling tetap mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Bukan anak untuk kurikulum, tetapi kurikulum untuk anak. Jadi, kurikulum didesain untuk anak dalam kondisi yang berbeda. B. Pengembangan Kurikulum Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Selanjutnya, kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan arti sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. (Abdullah, 2007: 184) Secara garis besar kurikulum dapat diartikan sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa kurikulum tidak hanya mencakup hal-hal yang direncanakan, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak direncanakan, yaitu apa yang disebut dengan The Hidden Curriculum atau kurikulum tersembunyi. (Nasution, 1993: 11) Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media, sumber belajar, dan lain sebagainya Peserta didik terkadang tidak mendapat pelajaran yang tidak direncanakan sebelumnya, seperti metode belajar yang ia kembangkan sendiri agar dapat memahami pengetahuan yang ia peroleh, atau memperoleh pelajaran baru selain dari yang telah "direncanakan" dalam kurikulum sebelumnya. Dalam homeschooling, kemungkinan the hidden curriculum lebih sering terjadi dibandingkan dalam sekolah formal. Ini dikarenakan hommschooler lebih bebas berekspresi dibandingkan dengan peserta didik pada sekolah formal. Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yang ditawarkan oleh Nana Syaodih (2005: 150-151), Pertama; Prinsip Relevansi. Ada dua macam relevansi yaitu relevansi ke luar dan ke dalam kurikulum sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan pengembanan masyarakat. Kurikulum menyiapkan peserta didik untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum hendaknya mempersiapkan peserta didik untuk tugas tersebut. Sebaliknya, relevansi di dalam kurikulum itu sendiri, yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses belajar, dan penilaian. Kedua, Prinsip Fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan, dan latar belakang anak. Ketiga; Prinsip Kontinuitas, yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan, yaitu dari kelas satu sampai kelas tiga. Keempat, Prinsip Praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga rumah. Prinsip ini disebut juga prinsip efisiensi. Kelima; Prinsip Efektivitas. Keberhasilan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitas harus diperhatikan. Karena keberhasilan kurikulum akan memengaruhi keberhasilan pendidikan. C. Jenis Kurikulum 1. Separated Subject Curriculum Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu dengan lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah (separated subject curriculum) berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya. Konsekuensinya, peserta didik harus semakin banyak mengambil mata pelajaran. (Abdullah, 2007: 142) Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran, yang tujuannya adalah peserta didik harus menguasai bahan dan tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam. kurikulum ini menghendaki anak mengambil mata pelajaran yang lebih banyak. Misalnya, ada mata pelajaran Matematika, Fisika, Biologi, Agama, PKn, Sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan lain sebagainya. 2. Corelated Curriculum Kurikulum jenis ini mengandung arti bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Sebagai contoh, pada saat anak belajar Agama yang berkaitan dengan kewajiban seorang muslim terhadap tetangga, dapat dikaitkan dengan mata pelajaran PKn yang mengajarkan tentang ke 3. Broad Fields Curriculum Hilda Taba menyatakan bahwa the broad fields curriculum adalah usaha meningkatkan kurikulum dengan mengkombinasikan beberapa mata pelajaran. Misalnya, Fisika, Kimia dan Biologi disatukan menjadi Ilmu pengetahuan Alam. 4. Integrated Curriculum Kurikulum terpadu merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam mata pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran (Abdullah, 2007: 146). Sebagai contoh kunjungan anak TK ke Benteng Otanaha, Pantai Indah, Pelabuhan Soekarno yang ada di Kelurahan Dembe Kecamatan Kota Barat, (sejarah), akan memberikan kontribusi pada anak. Kontribusi tersebut antara lain dapat berupa pengenalan tempat bersejarah peninggalan Portugis (penjajah). Selain itu, anak juga dapat melihat dan memperoleh pengetahuan tentang telapak kaki Lahilote (dongeng/mitos), dapat menambah wawasan pengetahuan tentang kunjungan Bapak Proklamator yang pernah berkunjung ke Gorontalo menggunakan pesawat Amphibi serta nilai-nilai sejarah yang ada di museum tersebut (sejarah). Manfaat lainya adalah pengembangan bahasa anak, dalam hal ini adalah bahassa Indonesia. Anak dapat menceritakan kembali pengalaman mereka selama perjalanan berwisata. Kurikulum terpadu mempunyai ciri yang fleksibel dan tidak menghendaki hasil belajar yang sama dari semua peserta didik. Guru, orang tua, dan peserta didik merupakan komponen-komponen yang bertanggung jawab dalam proses pengembangan kurikulum. D. Konsep Kurikulum Homeschooling Konsep kurikulum homeschooling mengacu pada konsep kurikulum humanistik. Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada peserta didik. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Peserta didik (peserta didik/warga belajar) adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa anak mempunyai potensi, yaitu suatu kemampuan, bakat, kekuatan dan segala apa yang dimiliki oleh peserta didik untuk berkembang dan dikembangkan. Pandangan ini berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru. Pendidikan humanistik menekankan peranan peserta didik. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. (Syaodih, 2005: 87). E. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Homeschooling Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa pendekatan. Secara teoretis, dalam kerangka pendekatan sistemik dan pendekatan kontekstual, terdapat lima model pengembangan pendekatan kurikulum yang berlaku sejak tahun 1950-an sampai 2000-an. Model pendekatan kurikulum ini meliputi: a. Model Tyler Menurut Tyler, pengembangan kurikulum mencakup tujuan, pengalaman belajar, pengelolaan belajar, dan penilaian tujuan belajar. b. Model Taba Menurut Taba, pengembangan kurikulum mencakup diagnosis, kebutuhan, rumusan tujuan, seleksi dan organisasi konten, manifestasi pengalaman belajar, serta penilaian. c. Model Teknik-Saintifik Pengembanan kurikulum ini mencakup penyusunan perencanaan, penyusunan struktur lingkungan belajar, pengkoordinasian sumber daya manusia, bahan dan peralatan, mempunyai derajat objektivitas, universalitas, percaya pada efisien dan efektivitas dari sistem, serta dunia dilihat sebagai mesin yang dapat digambar, dibut, dan diminati. d. Model Nonteknik-Nonsaintifik Pengembangan kurikulum ini berorientasi pada hal-hal yang subjektif, pribadi, keindahan, penalaran dan transaksi, bg 
, dan dunia merupakan suatu benda hidup. e. Model Pendidikan Berbasis Hasil Belajar Pengembangan kurikulum ini mencakup penentuan hasil belajar, penentuan pengetahuan, kompetensi, kinerja, dan penentuan cara mendesain, menyampaikan dan mendokumentasikan pembelajaran, (Yulaelawati, 2004: 29-30). Jika dilihat dari beberapa model pengembangan kurikulum di atas, maka model pengembangan kurikulum homeschooling lebih cenderung mengarah kepada model nonteknik-nonsaintifik. Kurikulum homeschooling merupakan sesuatu yang dinamis. Pendekatan nonteknik-nonsaintifik dilatarbelakangi oleh pendekatan kontekstual. Dalam pendekatan ini pengambilan keputusan dalam pengembangan kurikulum sangat berorientasi pada peserta didik melalui cara-cara aktif dalam pembelajaran, (Yulaelawati, 2004: 31). Di homeschooling, seorang anak bisa saja mempelajari sesuatu selama berminggu-minggu tanpa beralih ke yang lainnya, atau malah sebaliknya, untuk mempelajari sesuatu homeschooler bisa saja menempuhnya dalam waktu yang tidak begitu lama. Selain itu, anak dapat memilih apa yang diinginkannya. Dengan demikian, model pengembangan kurikulum yang tepat untuk homeschooling adalah model nonteknik-nonsaintifik. Simpulan Dari uraian di atas, diperoleh simpulan bahwa kurikulum homeschooling bersifat customzed, sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan demikian, konsep kurikulumnya mengacu pada konsep humanistik. Model pengembangannya pun bersifat nonteknik-nonsaintifik, sehingga tanggung jawab pengembangan berada pada orang tua, pendamping belajar dan homeschooler itu sendiri. Daftar Pustaka Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Chris Versiansyah. 2007. Homeschooling: Rumahku Kelasku, Dunia Sekolahku. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya Nana Syaodih, Sukmadinata. 2005. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Mulyadi. Seto. 2007. Pendidikan Alternatif yang Membebaskan. ---------- 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto. Bandung: Kaifa. Soetopo & Soemanto. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Halim Malik /unik TERVERIFIKASI (HIJAU) N~A~I~F Selengkapnya... Follow 0 4 0 0 KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS. LABEL edukasi humaniora TULIS TANGGAPAN TOTAL TANGGAPAN : 0 NILAI : 4 Beri Nilai Julianto Simanjuntak Bermanfaat Fandi Ahmad Abdillah Bermanfaat renda kusumo Bermanfaat gergaji jiwa Bermanfaat

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/unik/pengembangan-kurikulum-home-schooling_5500ad2ea33311e772511a41

Kamis, 05 November 2015

penggunaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan







Penggunaan Teknologi Informasi Bagi Dunia Pendidikan

 

 



 
 
Perkembangan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan mendapat dampak yang positif. Dengan berkembangnya Teknologi Informasi, dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Ada perubahan-perubahan cara mengajar yang berkembang dalam dunia pendidikan. Sekarang ini, jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk transfer ilmu pengetahuan. Banyak software dan aplikasi yang dibuat untuk memfasilitasi dalam transfer pengetahuan ini.

Salah satu media yang sangat berperan untuk menyebarkan informasi pendidikan terbaru dalam dunia pendidikan adalah internet. Hal ini akan membuat setiap pengajar dapat mengikuti perkembangan atau informasi terbaru di dunia pendidikan yang mereka tekuni. Selain informasi terbaru, keberadaan internet juga memberikan dampak kemajuan di dunia pendidikan. Kemajuan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebuah perubahan dari situasi awal menuju situasi baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan seharusnya melakukan inovasi dan pembaruan. Inovasi diperlukan bukan hanya untuk kepentingan siswa, sehingga para siswa merasa senang dengan pelajaran yang mereka ikuti, namun juga untuk para pengajar, sehingga para pengajar bisa menambah pengetahuan untuk lebih mematangkan pengalaman, juga meringankan kejenuhan dalam pengajaran.

Penggunaan internet untuk dunia pendidikan memunyai dampak yang positif dan negatif. Dampak positifnya, yaitu:
1.Informasi yang dibutuhkan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pendidikan.

2. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-book atau e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.

3. Kemajuan Teknologi dan Informasi juga memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference, yang tidak mengharuskan pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.

4. Sistem administrasi lebih mudah dan lancar karena penerapan Sistem Teknologi Informasi.

Selain memunyai dampak positif, Teknologi Informasi juga memiliki dampak negatif di antaranya:
1. Mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya orang dalam mengakses data, sehingga menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.

2. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.

3. Mengakibatkan orang untuk berpikir pendek dan bertahan konsentrasi dalam waktu yang singkat, karena tergantung pada alat yang digunakan.

Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi informasi memunyai dampak yang positif, karena dengan berkembangnya teknologi informasi, dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Meskipun demikian, kita juga harus tetap memikirkan dampak negatif dari perkembangan Teknologi Informasi tersebut.

Dirangkum dari:
Yahya, Dede. "Perkembangan TIK di bidang Pendidikan Indonesia". Dalam http://www.dedeyahya.com/
Ahira, Anne. "Inovasi Teknologi Informasi di Dunia Pendidikan". Dalam http://www.anneahira.com/